Selasa, 12 April 2011

Sebelum kunyatakan ikrar


CEPEDE
by Laila Syifaa' on Monday, 21 March 2011 at 15:41
Aku hanya bisa tertunduk dalam tiap kali kami berpapasan baik di dalam rumah maupun di tempat kerja. Aku masih belum membiasakan diri menganggap Erwin sebagai adik iparku sekarang. Walau bagaimana pun, ia pernah jadi orang istimewa di hari-hariku.
Kak Zilmi sebenarnya tahu hubunganku dengan Erwin, tapi ia sendiri tak bisa menolak permintaan abahnya. Perjodohan yang tak pernah kami hendaki itu akhirnya terjadi juga menyisAkan luka untukku dan Erwin. Namun, aku telah pasrah, tuhan tahu yang terbaik untuk hambaNya. jika di jalan ini kami tak dipertemukan itu artinya masing-masing kami harus ikhlas dan dengan keyakinan penuh pada sang Pemilik jiwa kukatakan pada Erwin, bahwa cinta memang tak harus bersAma, itu alasan kliseku.
sehari menjelang acara akad, di tengah malam yang sunyi aku panjatkan kembali asaku yang terasa lirIh...Robb, anugerahi aku cinta pada orang yang akan kunikahi kelak karena rIdhoMu adalah jalanku dan kucukupkan rasaKu pada hambaMu bernama Erwin itu. Pertemukan ia dengan yang terbaik dari sisiMu untuknya.
sedang di ujung sajadah lainnya, seseorang tersungkur sempurna setelah berpeluh airmata dalam  dzikir-dzikir penenaNg jiwanya yang hancur...
Robb, tak kusembunyikan lukaku, aku hancur namun airmatanya ketika meminta izin padaku telah membasuh luka itu dengan sendirinya. Ia telah berusaha keras menyampingkan perasaannya padaku demi menggapai cintaMu maka kumohon Robb anugerahi ia cinta yang sesungguhnya cinta dariMu.